Nama domain menjadi wajah bagi server fisik, baik server web maupun ftp. Nah, kalau wajah ini kemudian dimatikan, maka jika server-server ini hidup, mereka ibarat zombie, hehehehe.
Sebenarnya, mereka masih dapat diakses langsung dengan memasukkan alamat IP dan port-nya jika diperlukan. Namun, jika dalam satu server, misalnya web, mempunyai multi situs (nama server), situs tersebut tidak bisa langsung diakses menggunakan alamat IP tersebut. Masih ada teknik untuk mengaksesnya.
Ini yang terjadi di beberapa situs web Undip yang nama domainnya telah dimatikan (red: shutdown). Mulai hari Senin (1/2/2021) sebagian besar situs web tersebut tidak bisa diakses. Bahkan, bisa jadi saat tulisan ini dibuat, situs tersebut tidak bisa dikunjungi, misalnya eprints.undip, dengan pesan kesalahan DNS_PROBE_FINISHED_NXDOMAIN di browser Chrome.
Pesan ini terkait dengan masalah di domain yang dikelola oleh server DNS dan menunjukkan bahwa alamat domain tersebut benar, namun tidak bisa diarahkan ke server fisik, alias tidak bisa dibuka, karena tidak ditemukan record di server DNS yang mengenalkan nama domain tersebut dengan alamat IP atau server fisiknya.
Demikian juga saat berkunjung ke didik.blog.undip, blog lama saya. Pesan kesalahan yang sama muncul.

Beragam ekses negatif timbul dari dimatikannya nama domain tersebut. Mulai dari pihak luar yang gagal untuk mendaftar karena tidak bisa mengakses web sampai waktu deadline, penulis artikel jurnal yang gagal verifikasi ajuan PAK-nya karena situs jurnal tidak bisa diakses, dan ekses negatif lainnya yang mungkin timbul. Saya tidak tahu persis.
Bagi pengunjung yang memang urgent mengakses web untuk mendapatkan informasi atau mengunggah aplikasi yang sangat mendesak, mungkin dapat memberikan (assign) nama domain web ke alamat IP servernya secara statik di komputernya (secara persistent).
Mohon maaf, ini bukan hack. Tidak ada juga yang dirugikan. Alamat IP yang digunakan adalah alamat publik.
Ini adalah dalam upaya mengakses informasi umum dan terbuka yang SEHARUSNYA disediakan oleh pemilik server web. Mohon digunakan seperlunya.
Yang perlu dilakukan adalah mencari alamat IP server yang menjadi host situs web yang hendak diakses. Salah satu situs yang bisa menyediakan pencarian ini adalah https://subdomainfinder.c99.nl.
Perangkat yang disediakan mampu untuk mencari nama domain utama dan subdomainnya beserta alamat IP yang menjadi host domain tersebut.
Nama domain, subdomain, dan alamat IP-nya akan ditampilkan. Bisa jadi alamat IP tersebut tidak resolved atau tidak muncul alamat IPnya karena memang sudah dihapus recordnya sehingga saat scanning tidak ditemukan, misalnya didik.blog.undip.
Untungnya, ada history yang juga bisa diakses. Misalnya: https://subdomainfinder.c99.nl/scans/2021-01-17/undip.ac.id. Situs didik.blog.undip mempunyai alamat IP 182.255.0.126.

Selanjutnya, nama domain dan alamat IPnya bisa ditambahkan di komputer kita agar dapat mengaksesnya secara persistent. Dan ini tergantung dari sistem operasinya.
Saya menggunakan OS Linux. Konfigurasi nama domain ini ada di file /etc/hosts yang bisa diedit oleh user root menggunakan perintah ‘sudo vim /etc/hosts‘ atau editor lainnya yang familiar. Tambahkan baris berikut di file tersebut.
182.255.0.126 didik.blog.undip.ac.id
Konfigurasi tersebut akan memberitahu aplikasi di komputer kita (misalnya browser web) kalau nama domain didik.blog.undip mempunyai alamat IP 182.255.0.126.
Kalau di Windows? Hampir sama. Yang perlu di-edit adalah file Hosts. Dengan kata kunci pencarian file Hosts Windows, kita akan jumpai beragam tutorial bagaimana cara mengeditnya. Ini misalnya: https://www.liquidweb.com/kb/edit-host-file-windows-10/.
Akses ke didik.blog.undip sekarang resolved. Horeee..

Saya hanya menggunakannya untuk backup semua artikel yang ada di sana dan memigrasikannya ke blog baru. Lihat https://edwidianto.wordpress.com/2021/02/06/migrasi-blog-pribadi/. Tidak semua file yang ditautkan di artikel sudah dipindahkan. Jika masih ada file tertinggal di blog.undip, Anda bisa menggunakan teknik ini untuk mengunduhnya… hehehehe.
Semoga bermanfaat.